)*Tgk. Ilham Mirsal S. Pd. I. MA (Ayah Ilham, Putra Kluet Raya)
Perjalanan melelahkan hari, mengingatkan saya kembali pada tujuan dilakukan pemekaran daerah di Aceh Selatan beberapa tahun yang lalu, terutama pemekaran Wilayah Menggamat Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan.
Saya melihat efektifitas dari hasil pemekaran tersebut masih jauh dari harapan, bagaimana tidak, jangankan fasilitas public yang menarik minat kita berkunjung kesana, akses jalan saja masih membuat kita bosan menuju kekota tua tersebut, padahal usia pemekaran sudah menjapai 17 tahun, dimana usia keemasan yang oleh kita semua bisa merayakan sebagai hari ulang tahun special, para remaja menyebutnya dengan “Sweet Seventen” yang oleh kebanyakan orang yang mampu, akan merayakan dengan megah dibandingkan ulang tahun sebelumnya.
Tapi beda halnya dengan “Kluet Tengah”. Di usia keemasannya Ia masih tampak kusam, kusut, semberaut dan agak sulit tersenyum, belum ada prestasi yang bisa dicapai yang kemudian mereka dan kita semua dapat membanggakannya. Mereka masih was-was dan cemas takut kebanjiran, hasil tanam yang makin menurun, petani yang harus bergulat dengan hama, kadang-kadang teror Gajah dan Harimau masih menghantui, belum lagi klaim lahan loser yang membuat sempit ruang gerak masyarakat untuk membuka lahan kebun, diperparah dengan akses yang tidak kunjung merdeka.
Kluet Tengah Hari ini masih Kluet Tengah pada masa Kejayaan Sunda Empere, yang menuju kesana kita tidak sempat menikmati perjalanan indahnya hutan Indatu yang dibawah lereng gunung mengalir air sugai yang sejuk, kita tidak sempat menilik pohonan hasil bimi yang mengah, yang disana katanya banyak kemiri dan kopi kelas dunia, karna jika kita lalai sejenak saja bisa saja kenderaan terjungkal kejurang, akibat banyaknya lobang jalan dan bekas longsor yang dalam.
Artinya, jalan hari ini masih sama pada masa tahun 80 han kebawah. Lalu apa makna kemerdekan dan pemekaran untuk mereka?... padahal kita ketahui bersama tujuan ideal sebuah Pemekaran adalah mewujudkan efektifitas dan efesiensi pelayanan pemerintah, pelayanan dasar piblik, menciptakan lebih luas ruang gerak masyarakat serta mendapat akses transfortasi dan transformasi bagi masyarakat setempat.
Mari kita lihat kembali pertimbangan sebuah pemekaran dilakukan sesuai yang dituangkan dalam PP Nomor 129 Tahun 2000 yang meliputi; (i) kemampuan ekonomi (ii) potensi daerah; (iii) social budaya (iv) social politik (v) jumlah penduduk (vi) luas daerah dan (vii) pertimbangan lain yang memeungkinkan terselenggaranya otonomi daerah/pemekaran. Dan pertimbangan ini sudah kita sepakati kala itu, yang pada akirnya lahir wilayah Kluet Tengah pada tahung 2003.
Sayangnya hari ini, hampir semua butiran tersebut tidak terealisasi, terkesan kita semua hanya memamfaatkan poin “social Politik” dan “jumlah penduduk” saja saat mendalang suara dalam kontes Pilkada dan Pileg. Setelah itu kita semua mengabaikan “Sosial budaya, kemampuan ekonomi dan mengabaikan potensi daerah yang dimiliki Kluet Tengah”.
Bagi masyarakat disana, saat pesta demokrasi berlangsung, tumbuh harapan baru karna banyaknya janji yang diberikan, berharap menjadi kenyataan, tapi setelah para “MEREKA” terpilih, Kluet Tengah kembali dibiyarkan untuk bertahan hidup dari bulan kebulan samapi Pesta tersebut tiba kembali.
Rasa kecewa tersebut, terlintas dibenak kita semua, seiring melintasi jalan yang berlubang sepanjang jalan kenangan, yang setelah kembali dari sana kita terkenag-kenag dengan rasa letih dan lelah, yang mau tidak mau harus dilewati, karna disana ada saudara kita yang kultur Budayanya Ramah, sikap memuliakan tamu yang sangat kental, disana ada potensi ekonomi yang andal, jika dikelola dengan baik, saya yakin Kluet Tengah akan menjadi lumbung pangan untuk wilayah Barat Selatan, kemudian disana ada potensi daerah yang sangat mencerahkan, jika saja sedikit saja pembangunan daerah memihak kesana, saya yakin “”Kluet Tengah” akan menjadi daya tarik dan minat untuk semua pihak berdatangan kesana dengan berbagai alasan, baik alas anekonomi, bisnis, pendikan, olah raga, dsb.
Semoga saja, semua pihak bisa memberi perhatian lebih, pada pengabil kebijakan semoga dapat membenah Kluet Tengah, dan apa yang kita cita-cita bersama pada awal pemekaran dapat terwujud hendaknya, dan pada akirnya kita dan Kluet Tengah tidak merasa jauh hanya karena akses kesana yang melelahkan, Terimakasi atas perhatainya.
)* Penulis: Alumni Dayah dan Dosen di STAI Tapaktuan merupakan putra asli Kluet Raya
No comments:
Write komentarTinggalkan Komentar!