KLUET RAYA | Tgk. H.Muhammad Daud Al Yusufi bin Nyak
Gafi , yang akrab disapa dengan Abu Teupin Gajah, merupakan seorang ulama
terkemuka di Aceh Selatan. Abu Teupin Gajah dilahirkan pada tahun 1936 tepatnya
di desa Krueng Kalee, Kecamatan Pasie Raja, kabupaten Aceh Selatan dan beliau
meningga pada 13 Januari 2018 bertepatan dengan 25 Rabi’ual Akhir 1439 Hijriyah.
Abu Teupin Gajah adalah pendiri Dayah / Pesantren Madinatud Diniyah Babussa’adah pada tahun 1984 Masehi. Dayah ini berada di desa Teupin Gajah, kecamatan Pasie Raja.
Pada hari Rabu, (1/12/2021), segenap lapisan masyarakat kabupaten Aceh Selatan, khususnya mayarakat dalam kecamatan Pasie Raja memperingati haul keempat Abu Teupin Gajah dan Nyak istri beliau di Dayah Babussa’adah.
Tgk. Syafruddin Al - Yusufy Pimpinan Dayah Perbatasan Minhajussalam Kota Subulussalam Sekaligus Inisiator Pendiri IKABAS
Dalam acara haul ini dihadiri juga
seluruh anggota majlis taklim di seluruh Aceh yang pernah abu pimpin sebelumnya
dan sekarang majlis pengajian tersebut dilanjutkan oleh putra kedua Abu yaitu Tgk.
H. Mukhlis Al Yusufi atau akrap disapa dengan Abu Ngoh.
Selanjutnya juga dihadiri para santri
dari Dayah Perbatasan Minhajussalam Kota Subulussalam yang dipimpin oleh putera
sulung beliau Tgk Safrudin al Yusufi yang juga disapa dengan Abu Cek. Selain itu
dihadiri juga oleh para santri dari Dayah LPI Najmul Hidayah Al Aziziyah, Batee
Iliek, Samalanga yang dipimpin putera ketiga Abu yaitu Tgk Tarmizi al Yusufi
atau Waled Ar.
Dari pantauan peugahhabanews.com juga
terlihat hadir Abuya Mawardi Waly pimpinan Dayah Darussalam Labuhanhaji dan
Abon Armia Ketua MPU Aceh selatan serta seluruh Teungku-teungku dan pimpinan
Dayah, Balee Seumeubeut, dan tokoh masarakat dalam kabupaten Aceh Selatan.
Semantara itu seluruh Alumni dayah
Babussa’adah yang tergabung dalam Ikatan Alumni Dayah Babussa’adah atau disingkat
dengan IKABAS ikut berpatisipasi untuk mengsukseskan acara haul ini dan dibantu
oleh seluruh lapisan masyarakat di kecamatan Pasie Raja dan sekitarnya serta para
santri dari Babussa’adah. Doa bersama dalam acara haul ini berlansung dengan
sukses dan meriah.
Perlu diketahui,Abu Teupin Gajah merupakan
anak ketujuh dari pasangan suami – istri Nyak Gafi bin Ismail dengan Aisyah
binti Abu Kali. Menurut cerita para famili terdekat Nyak Gafi adalah keturunan
ke-1 dari Ismail bin Yusuf dan beliau juga dikenal sebagai tokoh pejuang yang
syahid pada masa melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Sebagaimana masa kanak-kanak pendidikan
adalah hal utama, Abu juga sempat menyelesaikan pendidikan formal Sekolah
Rakyat (SR) pada tahun 1951di desa Ladang Tuha mukim Terbangan, kecamaatan Pasie
raja, kabupaten Aceh Selatan.
Setelah menamatkan Sekolah Rakyat (SR) beliau melanjutkan Pendidikan agama di
Dayah Bustanuddin, di Kuala Ba’ U kecamatan Kluet Utara, masa itu dayah ini
dipimpin oleh Alm Tgk Syech Djailani Musa. Pada tahun 1957 Dayah Bustanuddin
ini dipindahkan ke Kota Fajar dan nama dayah ini di ganti dengan Dayah
Darussa’adah, oleh sebab itupun Abu juga pindah mondok ke tempat baru ini.
Kemudian tepatnya pada bulan Agustus 1958 Abu Di Teupin Gajah ikut dalam undangan Abuya Syech H Djailani Musa ke Aceh Utara, tepatnya di Dayah Madinatud Diniyah Babussalam (dayah Abu Tumin) di Blang Bladeh kabupaten Bireuen (sebelumnya kabupaten Bireuen ini masuk ke Kabupaten Aceh Utara).
Jejak Ulama Muda Aceh Waled Cot Meurak (Tgk. Tarmizi Al-Yusufi)
Singkat cerita Abu Teupin Gajah
dititIpkan oleh Abuya Djailani pada Abu Tumin. Dayah Madinatud Diniyah
Babussalam dipimpin oleh Tgk H Muhammad Amin Mahmud dari tahun 1957 sampai
dengan sekarang masih dibawah pimpinan Abu Tumin. Beliau merupakan generasi
kedua pimpinan dayah, setelah ayah beliau wafat yaitu yang mulia almarhum Tgk
Syech Mahmud.
Tgk H Muhammad Daud al Yusufi, yang
notabesnya merupakan perintis Dayah Madinatud Diniyah Babussa’adah dan beliau
merupakan pimpinan pertama dayah. Semasa hidupnya Abu dengan sosok orang
peramah dan murah senyum. Di umur senja pun beliau sangat aktif menjalani
majlis taklim di Aceh Selatan dan diluar kabupaten sampai beliau wafat pada
tanggal 13 Januari 2018 lalu.
Kesibukan dan jadwal Abu sangat padat,
dan tanpa mengenal waktu pun beliau selalu ada untuk kepentingan umat. Dalam
satu minggu Abu aktif menjalankan beberapa majlis taklim dalam wilayah Kluet Raya.
Dan ada beberapa majlis taklim lagi yang beliau jalankan, baik itu waktu malam
maupun siang hari, bahkan Abu juga memimpin majlis taklim bulanan di Aceh
Tenggara.
Jejak Tgk. Mukhlis Al-Yusufy Sosok Ulama Muda di Aceh Selatan
Dari sumber yang didapat
peugahhabanews.com, pada masa itu ada 23 majlis taklim yang dijalani oleh Abu
Teupin Gajah di seluruh Aceh lebih khususnya lagi di dalam kabupaten Aceh
Selatan. Luar biasa di umur renta belaiu begitu perhatian akan pendidikan umat,
semoga Allah Ta’ala memberikan balasan yang setimpal kepada sang pendidik ini
yaitu yang mulia Abu kita bersama.
Selain itu Abu Teupin Gajah juga menjalankan
dan memimpin jamaah Suluk dan Tawajjuh, tepatnya di dayah yang Abu pimpn
sendiri di dayah Babussa’adah. Para peserta dari jamaah suluk dan tawajjuh ini
sudah ratusan orang yang mengikuti, terlebih dalam bulan puasa. Jamaah ini
datang dari dalam Aceh Selatan dan banyak juga jamaah Suluk ini datang dari
luar kabupaten Aceh Selatan. Setelah Abu tiada, kini Jamaah Suluk dan Tawajjuh
dipimpin oleh anak kedua Abu yakni Tgk H Mukhlis Al Yusufi akrap di sapa dengan
Abu Ngoh, beliau merupakan pimpinan asrama putri Dayah Maditud Diniyah Nurul
Fata yang tidak jauh juga dari dayah induk Dayah Madinatud Dinyah Babussa’adah.
AbuTeupin Gajah merupakan salah satu
tokoh terkenal di Aceh, khususnya di Barat Selatan Aceh, Abu ini dikenal dengan
keramah – tamahan dengan siapa saja dan sangat pandai bergaul. Sifat twadhuk
Abu meninggalkan bekas akan seribu bayangan dan kisah bagi siapa saja yang
pernah kenal atau berjumpa dengan Abu.
Menurut cerita orang terdekat belaiu
sifat rendah diri Abu ini, beliau sangat takzim pada orang yang berilmu dan
memuliakan gurenya (guru), bahkan anak dari guru pun beliau takzimi, serta dengan
mereka orang tua yang lebih tua dari beliau dan terlebih lagi rasa takzim lebih
besar yang beliau curahkan kepada ulama lainnya.
Disisi lain Ayahanda dari ulama muda
Aceh yaitu Tgk Tarmizi Al Yusufi yang akrap disapa Waled Ar (Pimpinan Dayah LPI
Najmul Hidayah Al Aziziyah Batee Iliek, Samalanga, Bireuen) ini dimasa hidup
Abu selalu mengahadiri hajatan orang, bahkan di umur senja apabila tidak
bentrok dengan jadwal majlis taklim Abu selalu berusaha hadir di undangan
hajatan orang.
Pada tahun 2001 Masehi, almarhum Abu
Teupin Gajah juga pernah berkiprah di pemerintahan, yakni menjabat sebagai
Pimpinan Majlis Permusyawatan Ulama (MPU) Aceh Selatan, selama masa pimpinan
Abu MPU Aceh Selatan terbilang sangat sukses dan beliau memimpin 2 (dua)
periode pada 2007.
Masa Abu sakit dan Wafat
Beberapa bulan sebelum wafat, kondisi
Abu saat itu sangan memprihatinkan, bahkan sempat dirawat beberapa hari di
salah satu Puskesmas di Pasie Raja. Singkat cerita lantaran kondisi Abu kala
itu semakin memprihatikan Abu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr
Yuliddina Away Tapaktuan, Aceh Selatan.
Karena tak ada perkembangan yang
siknifikan akhirnya keluarga berinisiatif membawa Abu berobat ke ke salah satu
rumah sakit di Medan, Sumatera Utara dengan diterbangan lewat udara menumpangi
pesawat Susi Air via bandara Teuku Cut Ali Teupin Gajah, Pasie Raja.
Sama seperti halnya di waktu perawatan
di Rumah Sakit dr Yuliddin Away, Tapaktuan keadaan kurang membaik, akhirnya
keluarga berinisiatif merujuk Abu ke Hospital Tung Shin Kuala Lumpur, Malaysia.
Singkat cerita, lebih kurang memakan waktu dua minggu dirawat di rumah sakit
tersebut, akhirnya Abu dirujuk ke Hospital KPJ Sentosa Kuala Lumpur, Malaysia.
Di rumah sakit ini keadaan Abu
Alhamdulillah sudah agak membaik menurut keadaan fisik Abu yang sudah mulai
kuat. Akan tetapi tiba-tiba keadaan tesebut Cuma sementara dan Allah berkehendak
lain. Tepat pada hari Sabtu siang sekira pukul 02.03 waktu Malaysia, pada
tanggal 13 Januari 2018 bertepatan dengan 25 Rabi’ual Akhir 1439 Hijriyah Abu
meninggalkan kita pada umur 82 tahun dan Abu wafat di ruang ICU rumah sakit
tersebut.
Setelah Abu wafat sebelum jenazah di terbangkan ke Aceh Selatan, anak-anak Abu
sepakat untuk memfardhu kipayahkan Abu dulu di Masjid Jamek Kg Baru Kuala
Lumpur. Dimandikan, dikafankan dan di shlatkan di masjid tersebut, langsung di
imami shalat jenazah oleh anak ke-2 Abu, yakni Tgk H Mukhlis Al Yusufi.
Paginya di hari Minggu (14/1/2018)
jenazah Abu dipulangkan ke Aceh Selatan, dari Kuala Lumpur via Bandara
Kualanamu Medan dan setelah ada upacara penyambutan di Medan, jenazah Abu
langsung di terbangkan ke Aceh Selatan yang mendarat di bandara Teuku Cut Ali
Teupin Gajah dan disambut oleh ribuan warga disana. Sampai dirumah duka dikomplek
dayah Madinatud Diniyah Babussa’adah, jenazah Abu disambut juga oleh ribuan
jamaah takziyah yang telah menanti dari hari sebelumnya. Jenazah Abu selesai
dimakamkan sekira pukul 15.00 WIB.
Setiap harinya dari hari pertama sampai
hari ketujuh, ratusan jamaah takziyah berganti datang mendoakan Abu. Mereka
datang seluruh pelosok Aceh dan ada juga pelayat yang datang khusus dari luar
Aceh. Abu Tumin Blang Bladeh dan sejulah ulama lannya dari daerah di Aceh juga
datang melayat.
Sementara itu berselang sekitar dua
bulan kemudian istri Abu, Hj Dian Safnida biti Daud yang akrap disapa Nyak juga
wafat jelang waktu Maghrib di hari Jumat (23/3/2018) di RSUD Yuliddin Away
Tapaktuan dan dimakam pada pagi sabtu (24/3/2018) tepat disamping makam
suaminya Tgk H Muhammad Daud al Yusufi.
Satu persatu san pelita alam telah
dipanggil leh sang pencipta dan kini Abu telah tiada, beliau banyak sekali
meninggalkan segudang ilmu dan nasihat kepada umat maupun wasiat-wasiat yang
bermamfaat. Konon, sebelum Abu wafat, beliau mewantikan kepada seluruh anggota
majlis taklim yang Abu jalankan, agar jangan pernah meninggalkan majlis harus
tetap aktif walau dikemudian beilau telah tiada. Sebab Abu banyak meninggalkan
murid dan terkhusus anak jasmani yang berilmu yang Abu tinggalkan sebagai
peganti beliau.
Lantas, siapa saja anak-anak kandung yang beliau tinggalkan, bahkan sudah
menjadi pimpinan Dayah terkenal di Aceh. Diantara putera-putera Abu Teupin
Gajah sebagai berikut:
Tgk Safrudin al Yusufi juga disapa Abu Cek sebagai anak tertua beliau
pimpnan dayah Minhajussalam, Subulussalam; Ada juga putra kedua Abu Tgk H
Muklis Al Yusufi para warga memangginya dengan Abu Ngoh sebagai pimpinan asrama putri
dayah Madinatud Diniyah Nurul Fata dan notabesnya Abu Ngoh juga sebagai
penggati jamaah suluk dan tawajjuh; Di Batee Iliek, Bireuen ada juga putra
ketiga Abu yakni Tgk Tarmizi al Yusufi atau Waled Ar, pimpinan dayah LPI Najmul
Hidayah Al Aziziyah, Batee Iliek, Samalanga; Sementara itu putra keempat Abu
yang sekarang menjadi pengurus pimpinan dayah Madinatud Diniyah Babussa’adah Tgk
Elli Safridha al Yusufi juga dipanggil Abati yang sekarang menjabat sebagai
ketua HUDA Aceh Selatan; Tak ketinggalan juga ada juga menantu Abu Tgk Zoel
Syahman Amin beliau pimpinan Dayah di Kluet Tengah; dan putra terakhir Abu Tgk
Ismail Al Yusufi yang menjadi dewan guru di Dayah perbatasan Kota Subulussalam.
Semoga kita yang ditinggalkan dapat
mengamalkan segala ilmu yang telah beliau berikan, dan kita doakan semoga Abu
dan juga Nyak ditempatkan disisi mulia dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala,
aamiin.
Note: Jika ada kesalahan penulis dalam menulis artikel ini dan ada terdapat kekeliruan tentang nama dan kisah, mohon kirim pesan ke penulis.
No comments:
Write komentarTinggalkan Komentar!