SIMEULUE
awalnya dinamakan dengan Pulo U (Pulau Kelapa). Hal tersebut disebabkan
banyaknya pohon kelapa di daerah tersebut. Tidak banyak catatan sejarah
mengenai asal usul penamaan Simeulue. Namun berdasarkan buku Budaya Aceh yang
diterbitkan oleh Pemerintah Aceh tahun 2009 menceritakan Simuleu berasal dari
nama seorang gadis yang diculik.
Buku ini ditulis oleh Abdul Rani Usman, Asli Kesuma, Azhar
Munthasir, Badruzzaman Ismail, HS Soetardji M, LK Ara, Nurdin AR, Raihan Putry
Ali Muhammad, dan Yusri Yusuf.
Dalam buku tersebut diceritakan, pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Tsani, berdasarkan dongeng yang ada, terjadi penculikan anak-anak
dalam jumlah yang banyak. Salah satu penculik tersebut bernama Sonsangbulu. Dia
terkenal dengan sebutan Inolafu.
Inolafu mencari mangsanya di sekitar Teluk Simeulue (bunga
melur). Dalam aksinya dia berhasil menculik seorang puteri yang sangat cantik
bernama Simeulue. Kecantikan puteri ini sangat terkenal sehingga dia diserahkan
kepada sultan dan ditempatkan di keraton. Simeulue kemudian diislamkan.
Sementara pulau asalnya diganti namanya menjadi Simeulue.
Pada periode sebelum masuknya Islam, Pulau Simeulue dibagi dalam
lima daerah yang disebut Banno. Banno adalah daerah atau kawasan tempat
penduduk yang dipimpin oleh masing-masing kepala suku. Kelima Banno tersebut
yaitu Banno Teupah, Siemeulue, Lekon, Along, dan Banno.
Setelah Islam masuk, Simeulue kemudian tunduk kepada Kerajaan
Aceh Darussalam. Pada masa itu, Sultan Aceh mengutus seorang ulama untuk
mengislamkan penduduk pulau ini.
Di bawah pemerintahan Kerajaan Aceh Darussalam, kemudian pulau
ini dibagi menjadi lima kerajaan kecil yang dipimpin oleh masing-masing seorang
raja. Kelima kerajaan tersebut adalah Teupah, Kerajaan Simeulue, Kerajaan
Along, Kerajaan Lekon, dan Kerajaan Sigulai.
Sementara pada masa Belanda, Pulau Simeulue masuk dalam bagian
afdelling wetkust van Aceh, yang popular dengan sebutan Onder afdeling
Simeulue. Daerah ini dipimpin oleh seorang Controleur dan dibagi menjadi lima
landschap. Kelima landschap tersebut adalah Sinabang yang ibukotanya Sinabang,
Simeulue beribukota Pulau Aie, Salang beribukota Nasrehe, Lekon beribukota
Lekon, dan Sigulai beribukota Lamamek.
Saat Jepang masuk pada 1942, Pulau Simeulue juga menjadi incaran
pasukan Dai Nippon. Tidak ada perubahan selama Jepang menancapkan kakinya di
sana. Mereka hanya mengganti landschap dengan son dan dikepalai oleh seorang
Suntyoo.
Pada masa Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945, Simeulue berubah
menjadi kewedanaan yang dipimpin oleh seorang wedana dan berkedudukan di
Sinabang. Kewedanaan Simeulue saat itu berada di bawah binaan Bupati Aceh
Barat. Saat itu, pemerintah juga merampingkan lima wilayah landschap menjadi
empat kenegerian. Istilah kenegerian ini kemudian berganti menjadi kecamatan.
Setidaknya ada tiga kecamatan yang menaungi wilayah Simeulue
saat itu. Keempat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Simeulue timur (bekas
Teupah son) dengan ibukotanya Kampung Aie, Kecamatan Simeulue Barat dengan
ibukotanya Sibigo, Kecamatan Teupah Selatan dengan ibukotanya Labuhan Bajou,
dan Kecamatan Salang dengan ibukotanya Nasrehe. Saat ini, Simeulue berubah
menjadi daerah kabupaten dengan ibukotanya tetap berada di Sinabang.
Masih menurut buku Budaya Aceh, asal usul etnik Simeulue
diperkirakan datang dari daratan Sumatera. Ada dua rombongan yang tergolong
sebagai pendatang pertama ke pulau tersebut. Pertama, rombongan yang dipimpin
oleh Lasenga, menempati daerah Teupah, Simeulue Tengah dan mereka dinamakan
orang Lasali. Kedua, rombongan yang dipimpin oleh Lamborek, yang menempati
daratan Salang, Sigulai (Simeulue Barat), dan Leukon. Mereka kemudian dipanggil
dengan sebutang orang Lafung Lasal.
Rombongan selanjutnya datang orang Bugis. Pendatang baru ini
kemudian menempati Simeulue Barat dan Simeulue Tengah. Di Simeulue Barat mereka
dinamakan orang Lanteng, dan Simeulue Tengah disebut orang Chabu.
Pendatang selanjutnya berasal dari Aceh dan Pedir. Mereka
kemudian dikenal dengan sebutan suku dagang.[]
Artikel ini telah
tayang di Poltarsatu.com dengan judul Asal
Mula Penamaan Simeulue
http://portalsatu.com/read/kanal/asal-mula-penamaan-simeulue-1272
No comments:
Write komentarTinggalkan Komentar!