Bupaleh berasal dari bahasa Arab Bupalatul, tempat berhujah ulama dalam
mencari suatu kebenaran berdasarkan Al Quran dan Hadist Nabi. Kegiatan para Ulama di
Bupaleh kala itu dilaksanakan mulai tahun 1940.
Dalam versi
lain menurut juru kunci Bupaleh atau Penjaga situs Bupaleh
Habib Habibi Al Mahdaly yang merupakan keturunan Habib Almahdaly di Kuala Ba’u menjelaskan “Bupaleh” itu juga pernah dijadikan benteng pertahanan pejuang Aceh dari serangan penjajah Belanda. Bupaleh ini dibangun pada masa perjuangan Teuku Cut Ali, Teuku Raja Angkasah dan Raja Lelo Kluet.
Situs sejarah
Bupaleh ini terletak di desa Pasie Kuala Ba’u, Kecamatan Kluet Utara, Kabupaten
Aceh Selatan dan sudah disahkan sebagai cagar budaya Daerah Aceh Selatan.
Awalnya,
Bupaleh ini Cuma berbentuk gundukan tanah atau umpamanya seperti bukit kecil.
Dalam bangunan Bupaleh ini terdapat sebuah meriam kuno masa Kesultanan Aceh
Darussalam, dan menurut Habib Habibi mengatakan “dulunya disini
(bupaleh) ada tiga buah meriam, lantaran tidak terurus meriam tersebut hlang
tertelan rawa tanah”.
Bangunan situs
Bupaleh ini dibangun pada masa konflik Aceh yang diprakasai oleh anggota BKO
TNI-POLRI kala itu. Namun, menurut penuturan dari Habib Habibi Al Mahdaly juga menjelaskan
bahwa tiang besar berbahan kayu yang ada ditengah bangunan Bupaleh ini memang
bangunan dasar sejak dulu dan tiang kayu ini didatangkan dari Desa krueng
Kalee,Kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan.
Pada tahun
1888 di kawasan Bupaleh ini juga digunakan sebagai tempat bermusyawarah para
ulama keturunan Said yang mengembangkan Agama Islam di Aceh Selatan.
Bahkan menurut
Alm Drs H Sayed Mudhahar Ahmad Msi mantan Bupati Aceh Selatan perode 1988-1993.
Menyebutkan di lokasi Bupaleh ini adalah tempat pertama sekali Tgk. Syech Muda
Wali mengajarkan Al Qur’an (belajar mengaji) kepada anak sulungnya Abuya Syech
Djamaludin Wali.
Sebagai
informasi tambahan, Habib Habibi Al Mahdaly menjadi juru kunci disitus Bupaleh
ini sudah turun menurun sejak dari nenek moyangnya, sebelumnya orang tuanya lah
yang bertanggung jawab penuh dalam menjaga Situs sejarah Bupaleh yang ada di
Aceh Selatan ini.
Selain situs
Bupaleh, ternyata disebelah situs sejarah ini juga ada komplek makam kuno para
Said yang berperan dalam rangka menyebarkan Islam di Aceh Selatan serta
berjuang untuk mengusir para panjajah kafir Belanda.
Para Said keturunan
Almahdaly ini dulunya didatangkan dari Ulee Kareeng KoetaRaja (Banda Aceh)
utusan dari Kesultanan Aceh Darussalam untuk wilayah Selatan tepatnya di
Kerajaan Trumon.
Komplek makam Sayed di Kuala Ba'U |
Selain makam
para said atau Habaib, disini juga terdapat beberapa makam baru orang setempat
dan keturunan para Said.
Masih menurut
penjelasan dari Habib Habibi , dalam Komplek makam ini dulunya merupakan sebuah
pesantren atau dayah yang diberi nama Dayah Bustanuddin Kuala Ba’u. Dibawah
Pimpinan Abuya Tgk. Syech Djailani Musa atau lebih akrab disapa dengan Abu
Darussa’adah Kota Fajar.
Kemudian pada
tahun 1957 Dayah tersebut dipindahkan ke desa Limau Purut Kota Fajar, Kecamatan
Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan. Dayah baru inipun diberi nama Dayah
Darussa’adah, para santri kala itu termasuk Alm. Tgk. Muhammad Daud Al Yusufy
atau lebih dikenal dengan Abu Dawood di Teupin Gajah juga pindah ke Dayah baru
ini.
Selain Bupaleh
dan makam kuno yang ada di Kuala Ba’u tersebut, sekitar 50 meter ke arah jalan
menuju pantai desa Pasie Kuala Ba’u juga terdapat sebuah Masjid Kuno dan sebuah
Mon Tuha (sumur tua). Tapi sayangnya, bentuk asli dari Masjid tersebut sudah
tak ada lagi dan sudah dipugar kembali menurut bentuk bangunan zaman sekarang.
Namun, bekas jejak sejarahnya Cuma tinggal Sumur Tua yang dapat kita lihat
sekarang ini.
Lebih jelasnya dapat dilihat di Youtube:
Disamping
rumah orang tua Habib Habibi Al Mahdaly ini juga terdapat sebuah bangunan rumah tua
berbentuk rumah adat Aceh, namun rumah itu sudah tak dihuni lagi dan sudah
lapuk dimakan rayap. Rumah tersebut merupakan rumah peninggalan nenek moyang
dari Habib Habibi yang dibangun sekitar 1937.
Habibi menjelaskan, sebelumnya
juga ada rumah adat Aceh disitu, dan lebih besar lagi, namun karena termakan
usia sudah dirobohkan beberapa tahun silam.
Maka, jika
kamu penasaran dengan situs sejarah tersebut, jadi berkunjunglah Kuala Ba'U
Aceh Selatan....hehehe
No comments:
Write komentarTinggalkan Komentar!