Tragedi pembantaian
massal Tgk. Bantaqiyah dan pengikutnya merupakan salah satu peristiwa pelanggaran HAM besar di
Aceh semasa konflik. Ini juga tak dengan peristiwa Simpang KKA, Rumoh Geudong dan Peristiwa sadis lainnya di Aceh kala itu.
Semua itu korbanya adalah warga sipil yang tak berdosa atas dasar konflik yang selama ini terjadi di Aceh. Maka Aceh juga lazim disebut daerah Zona Perang Abadi sepanjang masa.
Semua itu korbanya adalah warga sipil yang tak berdosa atas dasar konflik yang selama ini terjadi di Aceh. Maka Aceh juga lazim disebut daerah Zona Perang Abadi sepanjang masa.
Alkisah
Zubaidah
(1,5), merajuk dan menangis minta bersua dengan sang ayah. Baidah merupakan
putri ketiga dari Saudah dia acap kali bertanya ke mana ayah pergi. Pada dasarnya
bocah seusia Baidah memang tak tau apa-apa dengan hal yang menimpa orangtuanya.
Baidah bahkan meronta dalam gendongan sang ibu sambil terus merajuk ingin jumpa
ayah.
Di lain hal
ada juga Karmila (6,5) dia baru saja didaftarkan pada sebuah SD, ia pun sangat
terpukul tanpa mampu membaca dan baru sekira seminggu yang lalu ayah
mendaftarkan ia ke sekolah. Pun demikian Karmila pergi dan pulang sekolah
selalu diantar dan dijemput ayah. Kini jadi tanda tanya siapa yang akan
menemannya. Semenjak tragedi ersebut, Karmila tiada teman, namun juga
kehilangan seklah, Sebab sang ibu belum mengizinkan bersekolah sebelum selesai
hari ketujuh hari kemalangan.
Tgk. Bantaqiyah (lingkaran merah) |
Zubaidah dan
Karmila merupakan dari tiga bersaudara pasangan Saudah dengan Samsuar. Mereka
berdua bukan hanya kehilanan ayah, namu juga ditingal pergi kakek serta paman
yang mereka sayangi. Bersamaan dengan Samsuar (27), Abdul Manaf (45), dan M.
Ali (18) mereka merupakan korban pembataian Tragedi Bantaqiyah. Selain itu ada
juga korban lain yang juga menningal yaitu M. Harun (18), Zubir (25), Usman bin
Bantaqiyah(29), M. Din (45), Tarmizi (32), M. Husen (42), Samin (28), Jamaludin
(29), M. Amin (32), Jamalulhadi (27). Dari derertan 32 korban, 17 orang itu
merupakan warga Blang Beurandeh. Sisa lainnya merupakan penduduk mukim Beutong
Ateuh.
Singkat
cerita setelah tragedi tersebut, pihak keluarga
dekat Bantaqiyah dengan dibantu sejulah warga menggali kembali kuburan
massal tersebut. Bantaqiyah pun dikubur bersama dengan anak serta dengan 23
korban lainya, mereka ditanam tepat dibelakang rumahnya. Dan ada lagi sisanya 7
mayat tepat dikaki bukit sekira 50 meter dari bangunan utama dayah Bantaqiyah.
Pengalian kembali kuburan massal pertama ini membutuhkan waktu dua jam. Dalam
penggalian ini warga harus lihai, sebab kondisi mayat tak beraturan posisinya.
Kedalamannya pun hanya 50 centimeter. Sebagian besar bentuk mayat sudah
mengelupas dan bau tak sedap pun keluar. Karenan itu pula pengangkatan mayat
mereka urungkan, sebab sudah sangat mustahil dilakukan. Kedua kuburan massal
dibelakang dayah Bantaqiyah Cuma diberi siraman air ritual dan hanya ditutupi
dengan kain kafan sebagai tanda tajhiz (memandikan, mengkafani, menshalatkan
dan menguburkan).
Awalnya
dokter dari puskesmas Babussalam
berencana mau melakukan otopsi atasizinkeluarga koban. Akan tetapi rencana
tersebut diurungkan atas permintaan keluarga kobrban juga. “Buat apa lagi di
otopsi.Kami sudah la, birarkanlah arwah mereka berisirahat dengan tenang,”
begitu perminataan Jamaludin salah satu piha keluarga korban dan juga selaku
keuchik gampong Blang Beurandeh. Na’uzuillah,sekitar tujoh kilometer lintas
arah ke Takengon, warga juga menemukan 20 mayat mayat yang berserakan di
jurang-juang. Akan tetapi karena lain hal warga hanya mampun menguburkan 10
dari 20 mayat. Sedangkan sisa lainnya masih beradad dijurang. Sebab keadaan
mayat sudah sangat membusuk, warga tak mampu melakuka ritual penguburan.
Kesepuluh mayat tersebut masih berserakan di jurang jalan lintas
Tekangon-Beutong Ateuh.
Di lain
cerita ada empat warga Blang Beurandeh dan satu warga Blang Puuk sampai
sekarang belum diketemukan. Diantaranya adalah Tgk. M. Din (41), M. Janata
(28), M. Ali B (35), Abdul Waha (26) dan Saidi (38).
Dalam kasus
pebantaian Tgk. Bantaqiyah dan lainnya ada tuduhan dari phak TNI bahwasanya
semua korban terlibat ganja dan GAM, akan tetapi tuduhan itu tidak pernah
terbukti kebenerannya. Seperti tuduhan aparat keamanan terhadap suainya ada
menanam ganja sama sekali tiada alasan yang benar. Konon menurut pengakuan
iseri kedua Aman Farisah (32), dia punya suami baru saja kembali menuju ke
Beutong pada tanggal 28 Mei 1999. Sebab beliau ayah dari 10 orang anak ini
ingin berhenti dari seumeubeut (mengajar ngaji). Akan tetapi atas dasar
permintaan waga dan Tgk. Bantaqiyah beliau sedia lagi mengajar dankembali ke
warga setempat. Ketika itu setia hari Jumat, warga belajar Al Quran dan kitab
pada sebuah balai utama sampai pecahnya
tragedi berdarah tersebut.
Adapun pengakuan
Aman Farizah,sekira pukul 11,00 WIB, ada ratusan personil TNI datang dengan
tia-tiba seraya berteriak meminta peserta pengajian berkumpul. Di waktu perinta
tersebut, aparat melempari rumah warga dengan batu serta kayu hingga membuat
mereka berlarian keluar balai. Anggota pengajian majlis taklim turun dari
balai. Seraya berteriak aparat menanyakan keberadaan Tgk. Bantaqiyah untuk
keluar rumah. Seteah keluar dari rumah, antara aparat dengan Bantaqiyah sempat
terjadi dialog, tapi tak ada yang tau apa yang mereka bicarakan. Di lain cerita
pasukan lain tanpa gentar dan perintah terus melepaskan tembakan bebas ke
segala arah. Bantaqiyah selaku pimpinan sempat memerintah kepada warga dan
santri untuk tiarap. Suara tembakan peluru menjadi riyuh dari keheningan desa.
Innalillah, korban pun berjatuhan, darah segar keluar dari tubuh korban. Satu
per atau warga menjadi makanan peluru si Aparat palis tersebut. Mereka semua
syahid dengan bersimbah darah tepatnya di dalam pekarangan dayah atau pesantren
Bantaqiyah Beutong Ateuh, semoga segala amal mereka diterima disisi Allah,
aamiin.
Warga
mengambil jasad dari mayat yang tidak utuh lagi tersebut pada hari Senin dan
Selasa atau sehari setelah pembantaian ini terbongkar. Dari data korban
seluruhnya, mereka merupakan rakyat sipil yang tak berdosa. Tgk. Bantaqiyah
adalah incaran mereka juga mejadi korban bersama jamaah pengajian majlis taklim
tersebut. Tgk. Bantaqiyah syahid setelah rentetan peluru yang ketiga ke
tubuhnya. Konon, sebelumnya Bantaqiyah sempat dihajar dengan jenis peluru PSD
83, tapi sama sekali tidak mempan dan akhirnya beliau diterjang dengan senjat
anti personil.
Dengan
demikian, daftar kuburan massal di Aceh selama konflik yang berkepanjangan
bertambah, setelah tragedi masa DOM, Simpang KKA, dan Tragedi Lembah Beutong
Ateuh yang berada 340 barat arah Banda Aceh menjadi kisah yang dapat dilupakan.
=================
Menurut data
sensus pemukiman Beutong Ateuh dihuni lebih kurang 800 KK (kepala keluarga),
wilayahnya tepat berada di antara himpitan pegunungan Bukit Barisan. Wilayah tersebut
sangat subur, tapi sayang daerah itu sangat terasing dan ketinggalan. Umumnya
pekerjaan warga Beutong Ateuh sebagai petani, dan mencari kayu bakar di hutan.
Sadisnya, pemukiman tersebut telah dicemari dengan darah. Peristiwa tragis pada
hari Jumat (23/7/1999) silam telah
eremukkan jiwa rakyat di sana. Puluhan istri dan anak kehilngan suami dan ayah,
sekitar lebih kurang 25 orang telah menjadi Yatim dan puluhan ayah juga
kehilangan anaknya. Konon, tragedi berdarah ini baru terungkap dua hari setelah
kajadian teatnya pada hari Minggu (26/7/1999) setelah ada laporan dari seorang
warga Beutong yang berhasil lolos ke kota kecamatan.
Dari sekian
populer cerita pada masa itu, Beutong memang sering jadi berita trending.
Terkait dengan kasus Tgk Bantaqiyah dengan penampakan jubah putihnya pada akhir
tahun 1987, juga terserap berita adanya kehebohan kebun ganja di sana. Jadi,
setelah Bantaqiyah dibebaskan, ada saja berita menarik untuk di dengar kala itu
apa lagi kisah Beutong Ateuh yang menggores. Lantas, apa disebabkan oleh tgk.
Bantaqiyah yang lagi viral kala itu? Pastinya lembah Beutong telh dinodai
dengan pembataian sadis dengan mengalirnya darah-darah mereka yang tak berdosa,
darah dari pada putera-putera pemilik sah bumi Daerah Darah Pahlawan ini. Beginiah
air susu dibalas dengan air tuba.
Dari
pengakuan warga setempat, Teungku Banta, begtiu panggilan akrab Tgk. Bantaqiyah
beliah bukan lah mafia ganja yang dituduhkan ABRI kala itu. Warga menyebutkan
Banta merupakan seorang guree (guru ngaji) di desa Blang Beurandeh. Tepat di
atas tanah dengan luas 3.000 meter, Tgk. Banta juga mendirikan sebuah masjid
sederhana, sampingnya juga ada sebuah balai besar tempat pengajian. Tgk. Banta
orang sangat terbuka, bahkan ia dapat menerima tamu siapapun yang datang ingin
menuntut ilmu. Hampir tiap hari pula beliau menerima tamu dari seluruh
desa dan hampir dari seluruh Aceh.
Dengan tujuan sekedar meminta tausiah dan menuntut ilmu dalam beberapa hari dan
setelah itu mereka pulang.
Uniknya,
Bantaqiyah membuat psersyaratan khusus bagi siapa yang ingin mennutut ilmu
padanya, yaitu dengan syarat harus puasa 7, 14, 40 dan sampai 44 hari. Mereka
datang dari status sosial yang berbeda, bahkan dari pangkuan keluarga dekat Tgk.
Banta pernah seorang perwira Kopassus datang menimba ilmu dari Tgk. Banta,
namun hanya sejenak sebab keburu dipulangkan dari masrkasnya.
Mengenai
kasus jubah putih yang sempat viral kala itu di Aceh sekira tahun 1987 silam.
Konon, Bantaqiyah hampir kena tangkap sebab ada tuduhan penyebaran ajaran
sesat. Akan tetapi kegiatan pengajian terus berlangsung. Cuma Jubah Putih tak
lagi datang merasuki kota. Sekira tahun 1993, Tgk. Banta ditangkap dengan dalih
tuduhan punya kebun ganja serta memerintah muridnya untuk menanam ganja.
Sadisnya, Tgk. Banta dilibatkan dengan tuduhan memasok ganja hanya untuk
memberi bantuan perjuangan GPK Aceh. Naas, Bantaqiyah di masukkan ke penjara
hingga ada vonis 20 tahun penjara dengan UU Anti Subversi.
Perlu
diketahui okasi dayah Bantaqiyah itu dihimpit oleh perbukitan serta aliran
sungai yang sangat jernih. Beliau hidup dengan dua isteri dan satu menantunya.
Konon, isteri pertamanya bernama Nursiah, menikah sekira 30 tahun sebelum
beliau wafat, dengan isteri pertama ini beliau di karuniai 8 orang anak.
Sedangkan isteri kedua bernama Aman Farisah, asal dari kota Bireuen. Dengan
isteri kedua Bantaqiyah di karuania dua putra yang masih kecil.
Layaknya
seperti settingan film ‘The Killing Field’ perkampungan Beuong Ateuh berada di
atas lembah yang bener-bener tenar. Selain itu daerah ini juga sangat sulit
dijangkau warga asing. Sebab transportasi reguler sangat sulit untuk mencapai Beutong Ateuh
dan mesti ditempuh perjanlanan sangat panjang selama -7 jam arah dari
Meulaboh. Kedati pun itu mesti menggunakan kendaraan jenis jeep seprti Toyota
Land Cruiser. Beberpa tahun silam pemerintah bau saja merintis pembangunan
jalan menuju Beutong ateuh. Itupun medan lumpur dan tanjakan tajam dan ancaman
jurang serta bebatuan cadas sering kali membahayakan perjalanan. Warga Beutng
Ateuh jikalau ingon turun gunung mesti menunggu jadwal angkutan khusus dau hari
sekali dan harus menguras rupiah 25 ribu per orang dalam jarak perjalanan 90
kilometer.
Puncak gunug
Singgahmat dengan Ketinggian 4.000 kaki dari permukaan laut sangat berat
medannya. Gunung singghamata sering di lapisi kabut dingin, bahkan longsr sebab
adanya permabahan hutan di waktu sebelumnya.
Abdullah Saleh, SH bersama anggota DPRA lainnya berziarah di Makam Tgk. Bantaqiyah, (30/5/2018) (Juli Saidi/MODUSACEH.CO) |
Beutong Ateuh
merupakan daerah kaya akan sumber daya alam. Warga disini kerjanya berkebun.
Sebagian besar warga Beutong Ateuh umumnya buta aksara. Dari sekitar 800 KK
disini, Cuma ada satu SD saja yang ada. Pun demikian proses belajar hanya
seadanya. Kendati demikian minat mereka untuk belajar pun tak surut, dan warga
setempat tetap menyekolahkan anak-anaknya atau mennuntut ilmu agama. Selama ini
pun hanya ada pesantren atau dayah Bantaqiyah. Perlu diketahui dayah ini hanya
dibangun dengan dana sekitar 105 rupiah dari anggaran 400 juta rupiah sejak
tahun 1987 silam. Sekira dua tahun kemudian Tgk. Banta turun ke kota untuk
menuntut status Aceh segera di Istimewakan. Kabar pasukan putih, ya begitulah
adanya rombongannya tgk. Banta mengarak bendera Merah berlambang bulan bintang
dalam kota Meulaboh, Aceh Barat.
Dayah Bantaqiyah berada di desa Blang
beurandeh. Desa inipun terletak di sseberang hulu sungai. Jumlah penduduk desa
ini sangat sedikit dibanding dengan jumlah penduduk desa tetangga. Akan tetapi,
desa Blang Berundeh telah melahirkan seorang politisi dan juga pengacara hebat
yakni Abdullah Saleh, SH yang sekarang sedang berjuang menuju ke Senayan
sebagai calon DPR RI periode 2019-2024 lewat partai Gerindra.
Perumahan
penduduk di desa Blang Beurandeh sederhan saja, pada dasarnya bangunan hanya
dari kayu. Luas rumah Cuma dapat menampung dua –tiga kamar ukuran 3x3 meter.
Daerah ini ada sumber air terjun untuk pembangkitan PLTA. Katanya daerah ini
juga strategis untuk latihan militer. Kerena kecukupan air sangat memadai,
daerah ini ganja dapat tumbuh dengan sendirinya di hutan, maka oleh sebab itu
aparat palis tersebut menuduh warga yang tanam ganja, layaknya seperti tuduhan
yang dilontarkan terhadap almarhum Tgk. Bantaqiyah, begitu penuturan tokoh
masyarakat setempat T. Cut Ali.
Nah, demikian lah turlisan singkat
dengan sejarah tragis menimpa Tgk. Bantaqiyah dan pengikutnya beberapa tahun
yang silam. Semoga semua orang yang terlibat segera di proses hukum dan
menadapat balasan azab dari Allah azza wa Jalla. Dan semoga semua korban
mendapat tempat yang layak disisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, aamiiin ya Rabbal’alamin.
Referensi : Kutipan dari
tulisan Mukhtaruddin Yakub (Wartawan Buletin Nanggroe, WALHI Aceh) dan
referensi lain yang tepercaya.
Deposit Judi Kartu Pakai Pulsa Dengan Potongan Terkecil
ReplyDeleteDidukung Server Poker Terbaik Indonesia
Nikmati Promo Bonus Terbesar Dari Pokervita Situs Judi Deposit Pulsa Terpercaya
* Promo Bonus Turnover Harian/Mingguan/Bulanan
* Promo Bonus Refferal 15% Seumur Hidup
Judi Pakai Pulsa Terpercaya
Kami juga menyediakan beberapa game populer saat ini, Judi Bola, Casino Online, Sabung Ayam, Tembak Ikan Joker.
Info Lebih Lanjut Hubungi :
Livechat : www,pokervita,fun
WA: 08122222996
Wechat: pokervitaofficial
Line: vitapoker
Deposit Judi Kartu Pakai Pulsa Dengan Potongan Terkecil
ReplyDeleteDidukung Server Poker Terbaik Indonesia
Nikmati Promo Bonus Terbesar Dari Pokervita Situs Judi Deposit Pulsa Terpercaya
* Promo Bonus Turnover Harian/Mingguan/Bulanan
* Promo Bonus Refferal 15% Seumur Hidup
Judi Pakai Pulsa Terpercaya
Kami juga menyediakan beberapa game populer saat ini, Judi Bola, Casino Online, Sabung Ayam, Tembak Ikan Joker.
Info Lebih Lanjut Hubungi :
Livechat : www,pokervita,fun
WA: 08122222996
Wechat: pokervitaofficial
Line: vitapoker
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
ReplyDeleteNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut