Thursday, March 21, 2019

Pesta Rakyat Berujung Money Politics


Cukupkah Anda Dibayar 100 Ribu Selama 5 Tahun?

PESTA RAKYAT sudah di depan mata tepat 17 April 2019, sudah adakah pilihan tepat anda untuk wakil rakyat satu periode 5 tahun kedepan? Setidaknya tentukan pilihan bijak anda untuk mereka yang lagi berjuang sebagai wakil rakyat mampun pemimpin kalian.

Pesta Rakyat tahun 2019 kali ini cukup heboh, fasalnya selain pemilu wakil rakyat juga dibarengi dengan pemlihan presiden dan wakil presiden. Benar-benar ini tepat dinamai dengan pesta rakyat, tentunya ini sebuah momentum besar sekali dalam lima tahunan. Yach...pastinya kalian para pemilih pasti sedang melihat dan menerawang angka berapa???opp.. salah maksudnya piih siapa???(canda)hehehe

Ilustrasi money politics

Tiap daerah pasti banyak bertaburan poster atau baliho sebagai APK (Alat Peraga Kampanye) para caleg (calon legislatif), mulai dari DPRK(DPRD II), DPRA (DPRD I), DPR RI, DPD dan bahkan sampai dengan calon presiden dan wakil presiden pun juga tak juga ketinggalan. Sudah barang tentu kan bingung mau pilih siapa? Tapi tak usah ambil pusing dan galau ya...kan sudah ada harga dan tarifnya tu...berapa pasaran untuk pilih mereka, namanya juga pesta rakyat hehehe.

Lagian hal semacam ini pun sudah menjadi rahasia umum, bahkan setingkat Dewan kabupaten saja mereka dari sekarang sudah menentukan tarifnya berapa, maklum lah banyak saiangan dan dari sekarang mereka pun sudah menyeleksi pemilih pasti...hehehe. Bukan buka rahasia ya, tapi sudah sering terdengar tuch.


SUDAH Tau Kah Anda Dampak dari Money Politics (Poltik Uang)?

Kalau belum tau baca terus artikel ini sampai habis, (sok ngajarin) hehe.

Jangan sampailah dengan kesalahan satu hari kerugian nya itu mesti dibayar lima tahun, coba anda 
pikirkan misalkan ada yang membayar anda 100 ribu, kalau dibagikan itu berapa dalam 5 tahun?

5 tahun itu ada 60 bulan = 100.000 : 60 = Rp 1.666 berarti kalau dirinci 1 bulan itu 1.666 rupiah
5 tahun itu ada 1.825 hari = 100.000 : 1.825 = Rp 54, berarti kalau dirinci selama 1 hari 54 rupiah


Nah, begitu harga diri kalian dihargai oleh mereka yang menipu rakyat, setelah mereka menghamburkan uang itu jangan pernah harap maereka akan melihat kalian lagi, ya pastinya mereka akan membalikkan modal dulu lah, berapa uang dan harta yang sudah mereka peraruhkan untuk mendapatkan sebuah kursi empuk dalam ruangan ber AC. Setidaknya kalau sudah balik modal, pastinya cari laba, hal semacam ini memang sudah menjadi peluang bisnis bukan lagi mengahdalkan funsi mereka sebagai wakil rakyat. Maka tak heran kalau kita lihat ada sebagian setelah pemilu ada juga caleg itu harus berobat kerumah sakit jiwa...hehehe.


Pernahkah kalian dengar ceramah penda’i kondang yang lagi viral yaitu Ustadz Abdul Somad beliau selalu memperingatkan akan hal bahayanya ‘Money Poliics’, yang sangat berkesan dari isi ceramahnya kira-kira begini isi : “Ambil uangnya dan jangan coblos orangnya...” tapi ada sambungannya juga ya, “ambil uangnya sedekahkah ke masjid...”. Dapat kita simpulkan jika ada para caleg yang ingin memberikan uang alias membeli suara kita, uangnya silahkan ambil tak masalah, dengan catatan jangan pula orangnya dicoblos, uang tersebut jika kita makan pun akan ikutan haram.., makanya beliau sarankan sedekahkan ke masjid...hehehe. Perlu diketahui pemberi sogok dan penerima itu sama dosanya dihadapan Allah Ta’ala.


Dampak dari money politics ini juga juga akan akan melahirkan para koruptor baru di negeri kita ini. Maka jika ingin negeri kita ini bebas dari mereka para koruptor, basmilah money plitics dalam Pileg tahun 2019 ini.

Kasus serupa pun baru-baru ini juga telihat pada pemilihan kepala daerah, bahkan ada satu kabupaten di Aceh sudah dinamakan gelar bupatinya dengan sebutan ‘bupati 100 ribu’, ya kalian pikirkanlah sendiri tak perlulah kita sebutkan disini. Akibat hal semacam ini terjadi imbasnya sangat besar sekarang ditahun 2019 ini, bahkan di kalangan masyarakat kecil pun sudah pandai menentukan harga untuk satu suara, siapa yang banyak memberikan uang maka dia yang akan dipilih. Dalam hal ini bukan salah mereka, akan tetapi yang salah mereka yang sudah memanjakan suara dengan uang warna merah tersebut. Maka money suda menjadi tradisi dan budaya di era modern ini, bahkan sudah ada kalimat masyhul sekarang ini dalam kalangan masarakat kira-kira begini katanya ‘’ada uang, ada suara’’.

Sebenarnya kunci pembasmi hal ini ada pada kita yang memilih, kalau kita biarkan ya akan jadi budaya, maka sebelu terlambat pada 17 April 2019 ini datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pilihlah mereka yang benar-benar bersih dan memang niat mereka mau mejadi wakil kita di legeslatif. Terus mengenai pemiihan presiden dan wakil presiden pilihlah mereka peduli rakyat rakyat, agama dan ekonomi harus bisa mereka perbaiki yang sudah amburadul sekarang ini.

Demikianlah opini mengenai bahaya money politics, semoga dapat bermamfaat bagi kita semua.

(Dalam artikel ini bukan maksud menyudutkan, bahkan apa yang tertulis sesuai dengan kenyataan riil yang  terjadi dewasa ini. Dan mohon maaf jika ada kekeliruan atau ada salah dalam penulisan, Wassalam).

No comments:
Write komentar

Tinggalkan Komentar!