BANDA ACEH | Mantan Menteri Pertahanan GAM Teungku Zakaria Saman, menilai pernyataan Ketua DPP Partai Aceh Muzakir Manaf alias Mualem yang meminta referendum seperti Timor-Timur, merupakan sesuatu yang tidak pada tempatnya.
Selain karena situasi belum tepat, Mualem juga tidak memiliki kapasitas untuk itu.
Selain karena situasi belum tepat, Mualem juga tidak memiliki kapasitas untuk itu.
Hal ini disampaikan oleh salah satu tokoh elit GAM itu, Selasa (28/5/2019) ketika memberikan tanggapan terhadap pernyataan Mualem yang meminta referendum seperti Timor-Timur karena Indonesia di ambang kehancuran.
Zakaria Saman alias Apa Karya mantan Menteri Pertahanan GAM
FOTO - Serambi Indonesia
|
Lelaki yang akrab disapa Apa karia itu mengatakan Mualem sebaiknya tidak menyampaikan sesuatu yang menimbulkan kontroversi.
Bukan karena Zakaria Saman anti terhadap Mualem, tapi karena GAM sebagai institusi jenjang organisasi.
Baca juga: Lama Tak Bicara Keras, Mualem: Lebih Baik Aceh Referendum Saja, Ikuti Langkah Timor Leste
“Bek peugah pu nyang galak. Kon reutak jih jak peugah peukara referendum. Di tuboh GAM mantong na urueng tuha. Mantong na Malek Mahmud, mantong na Doto Zaini, mantong na Zakaria Saman,” kata Zakaria Saman yang artinya Mualem belum pantas mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang seharusnya disampaikan oleh petinggi GAM.
Apalagi pernyataan yang akan melahirkan kekisruhan politik dan terganggunya perdamaian.
Menurut Apa Karia masih banyak persoalan di Aceh yang belum selesai. Itu seharusnya menjadi fokus para pemimpin di Aceh, termasuk menjadi tanggung jawab GAM untuk diselesaikan.
Ia berharap siapapun yang merasa mewakili otoritas GAM, termasuk yang bersinggungan dengan GAM secara organisasi, agar berhati-hati mengeluarkan pernyataan.
Jangan tergopoh-gopoh serta tidak ikut tarian permainan orang lain.
Baca Juga: Soal Pernyataan Mualem Tentang Referendum Aceh, Begini Tanggapan Fachrul Razi sebagai Senator Aceh
“Geutanyoe Aceh bek lage ase pok geureupoh, jumoh teuh kasep lhu boh itek gob nyang pajoh,” kata Apa Karia sembari mengutip hadih maja Aceh. Menurut Apa karia, pemimpin Aceh dan rakyat harus fokus pada tujuannya yaitu mencapai kemakmuran Aceh.
“Bek bagah that anggok pu nyang gop peugah. Breuh tan meupat lam umpang, ka tajak tajoe lam piasan gob. Sibutoijih ulon hana that lon pakoe ata meunan. Lon anggap ju ka jawai. Tapi lon peugah nyoe nak bek teugrop rakyat.” imbuh Apa Karia.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Aceh, Muzakir Manaf mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Sosok yang akrab disapa Mualem ini meminta kembali referendum untuk masyarakat Aceh.
Pernyataan itu disampaikan Mualem pada peringatan sembilan tahun (3 Juni 2010 – 3 Juni 2019) Allahyarham Wali Neugara Aceh, Tgk Muhammad Hasan di Tiro meninggal dunia dan sekaligus buka puasa bersama di Amel Convention Hall, Banda Aceh, Senin (27/5/2019).
“Kita memintanya dengan berbagai alasan. Salah satu yang utamanya adalah soal nasib negara kita yang berada di ambang kehancuran di mana soal keadilan dan demokrasi sudah sangat terpuruk sekali,” ujar Mualem kepada aceHTrend di salah satu cafe di Banda Aceh.
Mualem menegaskan, pernyataan yang disampaikannya tersebut berdasarkan atas berbagai hal dan pertimbangan yang matang. Menurutnya, saat ini demokrasi dan rasa keadilan di negara Republik Indonesia diibaratkan seperti “jauh panggang dari api”.
Atas dasar itulah, masyarakat Aceh memiliki hak konstitusional sendiri dengan meminta referendum sebagai solusi damai dan sekaligus merintis kembali masa depan rakyatnya sendiri.
Artikel ini pernah tayang di Acehtrend.com, dengan judul "Apa Karia: Kon Reutak Mualem Jak Peugah Referendum"
Apa suman wate peugah haba aneuk mit han ek ideungoe
ReplyDelete