JAKARTA | Jenderal (Purn) Moeldoko selaku Wakil Ketua Tim Pemenangan Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin sangat yakin dan akui kekalahan pasangan nomor urut 01 pada sejumlah daerah berdasarkan hasil hitung cepat (quick count).
Sebut saja seperti di Aceh, Sumatera Barat, Jawa barat sampai dengan Nusa Tenggara Timur, rata-rata kemenangan untuk pasangan Prabowo-Sandi yang rata-rata diatas 70 persen, sedangkan suara untuk pasangan calon Jokowi-Amin sangat jauh tertinggal jauh.
Moeldoko mengatakan,"Ya kalau kita lihat dari daerah yang kering, itu relatif basisnya Islam, muslimnya kuat. Aceh, Sumbar, Jabar, terus juga NTB. Kenapa begitu terpengaruh? Karena hembusan isu yang dari awal sudah diwaspdai itu, itu memang luar biasa kuat. Waduh semburannya luar biasa," ujarnya disela berada dikantornya, di Bina Graha Jakarta, pada Kamis (18/4/2019).
Katakanlah isu agama yang sering dipopulerkan ke Jokowi misalnya kalau terpilih azan akan dilarang. LGBT juga diisukan akan dilegalkan, sampai-sampai pernikahan sejenis. LAntas, dari semua itu sudah jelas itu hoaks atau sama sekali tidak benar. Sebelumnya Jokowi juga pernah diserang dengan isu kader PKI.
Dalam surve internal, katakanlah menurut Jokowi jika ada orang yang percaya isu hoaks itu capai kisaran 9 juta orang. Hal ini dismapaikan jokowi ketika masa kampanye ke daerah-daearah, ia selalu menepis dan mengklarifikasi mengenai isu yang beredar tersebut.
Hal ini pernah diberitahu oleh orang-orang Aceh. Bahwasanya isu agama, maka selesai sudah. Oleh sebab itu diperhitungan cepat, pasangan Prabowo-Sandi dapat mendapat kemenangan sampai diatas 80 persen, kata Moeldoko.
Dikeranakan adanya isu agama tersebut, bahkan Moeldoko sangat diakui keberadaan tokoh-tokoh agama yang berada atau yang telah bergabung dengan Jokowi, seperti M Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang dan Ustadz yusuf Mansur itupun belum sanggup melenyapkan isu tersebut.
Ucap Moeldoko selaku juga sebagai Staf Presiden ini mengatakan, "Masih belum bisa mengubah situasi, karena ya, apa ya, menyentuh emosi, ya. Tapi mudah-mudahan nanti, kita tidak lagi bicara di arah itu semuanya sudah foksu pada upaya membangun negara."
Sumber : viva.co.id
Moeldoko Wakil Ketua Tim Pemenangan Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin (Foto FAUZI - PRFN) |
Sebut saja seperti di Aceh, Sumatera Barat, Jawa barat sampai dengan Nusa Tenggara Timur, rata-rata kemenangan untuk pasangan Prabowo-Sandi yang rata-rata diatas 70 persen, sedangkan suara untuk pasangan calon Jokowi-Amin sangat jauh tertinggal jauh.
Moeldoko mengatakan,"Ya kalau kita lihat dari daerah yang kering, itu relatif basisnya Islam, muslimnya kuat. Aceh, Sumbar, Jabar, terus juga NTB. Kenapa begitu terpengaruh? Karena hembusan isu yang dari awal sudah diwaspdai itu, itu memang luar biasa kuat. Waduh semburannya luar biasa," ujarnya disela berada dikantornya, di Bina Graha Jakarta, pada Kamis (18/4/2019).
Katakanlah isu agama yang sering dipopulerkan ke Jokowi misalnya kalau terpilih azan akan dilarang. LGBT juga diisukan akan dilegalkan, sampai-sampai pernikahan sejenis. LAntas, dari semua itu sudah jelas itu hoaks atau sama sekali tidak benar. Sebelumnya Jokowi juga pernah diserang dengan isu kader PKI.
Dalam surve internal, katakanlah menurut Jokowi jika ada orang yang percaya isu hoaks itu capai kisaran 9 juta orang. Hal ini dismapaikan jokowi ketika masa kampanye ke daerah-daearah, ia selalu menepis dan mengklarifikasi mengenai isu yang beredar tersebut.
Hal ini pernah diberitahu oleh orang-orang Aceh. Bahwasanya isu agama, maka selesai sudah. Oleh sebab itu diperhitungan cepat, pasangan Prabowo-Sandi dapat mendapat kemenangan sampai diatas 80 persen, kata Moeldoko.
Dikeranakan adanya isu agama tersebut, bahkan Moeldoko sangat diakui keberadaan tokoh-tokoh agama yang berada atau yang telah bergabung dengan Jokowi, seperti M Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang dan Ustadz yusuf Mansur itupun belum sanggup melenyapkan isu tersebut.
Ucap Moeldoko selaku juga sebagai Staf Presiden ini mengatakan, "Masih belum bisa mengubah situasi, karena ya, apa ya, menyentuh emosi, ya. Tapi mudah-mudahan nanti, kita tidak lagi bicara di arah itu semuanya sudah foksu pada upaya membangun negara."
Sumber : viva.co.id
No comments:
Write komentarTinggalkan Komentar!