MEULABOH | Semangat untuk referendum Aceh semakin mencuat pasca ucapan Mualem.
Terlebih, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fachru Razi menyatakan siap memperjuangkannya melalui konstitusi.
Di sisi lain tentu saja jika wacana tersebut dinyatakan akan menguras tenaga dan biaya.
FOTO : Modusaceh.co |
Di sisi lain tentu saja jika wacana tersebut dinyatakan akan menguras tenaga dan biaya.
Nah, menariknya ada empat pemuda di Kabupaten Aceh Barat yang mengaku siap menyokong dana pribadi mereka Rp 500 juta agar agenda tersebut dapat terlaksana secara maksimal dan diimplementasikan atau bukan sebagai ucapan panas belaka.
Mereka mengatasnamakan Generasi Aceh Barat setuju dan sepakat untuk Aceh bisa berjaya dan mengelola sumber daya yang dimiliki secara mandiri.
Mereka mengatasnamakan Generasi Aceh Barat setuju dan sepakat untuk Aceh bisa berjaya dan mengelola sumber daya yang dimiliki secara mandiri.
Keempat pemuda tersebut yakni, Muhammadi, Dedi Suwandi SH, Muhammad Ilyas dan Abu Khairan.
Alasannya mereka termotivasi untuk mengikuti jejak tokoh Aceh sebelumnya, yang telah mengorbankan harta dan pikiran untuk membantu Indonesia, memperoleh kemerdekaan di masa lampau, seperti membeli Pesawat 01 Seulawah yang murni dari pemberian rakyat Aceh.
Alasannya mereka termotivasi untuk mengikuti jejak tokoh Aceh sebelumnya, yang telah mengorbankan harta dan pikiran untuk membantu Indonesia, memperoleh kemerdekaan di masa lampau, seperti membeli Pesawat 01 Seulawah yang murni dari pemberian rakyat Aceh.
“Yang disampaikan Mualem merupakan keinginan yang sudah ditunggu-tunggu lama, itu adalah momen yang sangat pas untuk melangsungkan wacana referendum untuk Aceh,” kata perwakilan empat pemuda, Muhammadi, kepada MODUSACEH.CO, Rabu (29/5/2019).
Menurut mereka, kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini begitu amburadul dan tak karuan, baik jika dilihat dari segi ekonomi maupun politik. Aceh dengan sumber daya berlimpah tidak mungkin terus menanggung beban pemerintah pusat. Bahkan terlihat kesenjangan terkait MoU Helsinki antara Aceh dengan Pemerintah RI.
Apalagi lanjut Madi begitu dia akrab disapa, faktanya saat ini MoU Helsinki terkesan sudah diabaikan Pemerintah Pusat, sehingga pengalaman Aceh dalam berapa dekade telah sering kali ditipu Pemerintah Pusat. Mulai dari pasca Kemerdekaan RI tokoh Aceh masa itu ialah, Daud Beureueh hingga sekarang.
“Sampai hari ini Aceh selalu tertipu oleh janji-janji pemerintah pusat dan statemen Mualem waktu yang tepat dan telah lama ditunggu masyarakat Aceh. "Kamisebagai generasi Aceh berharap para pemuda dan masyarakat tidak diam saja, segera ambil andil dalam upaya memperjuangkan kejayaan Aceh,” tuturnya.
Secara nominal yang disumbangkan mereka memang tidak seberapa, namun itu merupakan bentuk penghargaan terhadap para syuhada yang telah banyak gugur dalam memperjuangkan dan mempertahankan Nanggroe Aceh Darussalam dari masa ke masa.
Mereka menginginkan, wacana referendum itu segera dinyatakan, sehingga tidak berlarut-larut dan kemudian hilang ditelan masa.
Tokoh-tokoh politik di Aceh jangan diminta untuk tidak mengeluarkan pernyataan kontroversi, seolah-olah tak mendukung upaya Aceh untuk menuju kejayaannya kembali.
Tokoh-tokoh politik di Aceh jangan diminta untuk tidak mengeluarkan pernyataan kontroversi, seolah-olah tak mendukung upaya Aceh untuk menuju kejayaannya kembali.
“Kepada pemuda Aceh, ayo kita bersatu untuk bisa meraih cita-cita Aceh yang telah lama diperjuangkan para syuhada. Tentu, dengan cara-cara yang sesuai aturan serta hukum dan tidak terjebak pada perbuatan melanggar hukum,” ajak Muhammadi.
Artikel ini pernah tayang di Modusaceh.co
No comments:
Write komentarTinggalkan Komentar!