DPRA Harap Agar Kapolri Copot Polresta Banda Aceh

Screenshot video dugaan pemukulan Azhari Cage. Foto: Ist 

BANDA ACEH | Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Nurzahri meminta Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) atau Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh untuk mencopot Kombes Pol Trisno Riyanto SH sebagai Kapolresta Banda Aceh. 

Permintaan tersebut disampaikan Nurzahri karena dirinya kecewa atas pernyataan Kombes Pol Trisno Riyanto yang mengatakan kepada media bahwa tidak ada terjadinya kekerasan fisik atau pemukulan terhadap Azhari Cage saat ksi demonstrasi mahasiswa di gedung DPRA, Kamis (15/8) kemarin. 

"Kami meminta supaya Kapolri, Polda Aceh mencopot Kombes Pol Trisno, supaya kejadian ini tidak terulang," kata Nurzahri saat mengikuti konferensi pers di ruang Banggar DPRA, Jum'at (16/8).

Menurut Nurzahri, pernyataan Kapolresta Banda Aceh terhadap kejadian tersebut dinilai tanpa melalui proses penyelidikan tentang kejadian yang sebenarnya. Hal itu diduga merupakan upaya untuk melindungi bawahannya yang melakukan pelanggaran prosedur yang ditetapkan Kapolri. 

"Oleh karena itu, sudah sepatutnya, Kapolri dan Kapolda Aceh, mengevaluasi secara menyeluruh Polresta Banda Aceh, dan bahkan kami meminta kalau bisa Kapolresta nya di copot," pinta anggota Fraksi Partai Aceh itu. 

Kemudian, Nurzahri juga mempertanyakan, jika prosedur pengamanannya sudah sesuai ketetapan, maka patut diduga pihak Polresta Banda Aceh tidak menjadikan standar yang ditetapkan Polri sebagai bahan rujukan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemukulan oleh oknum polisi, dan kali ini menimpa anggota DPRA. 

"Yang lebih menyakitkan, seharusnya anggota DPRA yang diamankan, malah dipukuli secara sporadis. Ini dilakukan bukan satu oknum, dari video yang beredar itu beberapa oknum polisi yang melakukan," sebutnya. 

Nurzahri menuturkan, pemukulan terhadap Azhari Cage itu dilihat bukan tanpa disengaja. "Bisa dilihat di video itu kan, terlihat jelas oknum polisi itu memang melakukan pemukulan yang benar-benar memukul," pungkas Nurzahri.

Sumber : AJNN