Monday, June 17, 2019

Wiranto Akan Bertemu dengan Mualem, Mungkin ini Akan Dibahas

JAKARTA | Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto berencana bertemu mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Muzakir Manaf, alias Mualem.


Wiranto, Menkopolhukam
FOTO | Rmol

Rencananya pertemuan keduanya digelar hari ini, Senin (17/6), namun gagal karena alasan transportasi. Sehingga digelar Selasa (18/6).


 "Sebenarnya hari ini saya akan menerima saudara Mualem dari Aceh, Muzakir Manaf dari Aceh, tapi sementara tertunda karena masalah transportasi, ya besok, rencana akan saya terima,” kata Wiranto di Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (17/6). 

Wiranto mengatakan, pertemuan mereka akan membahas mengenai partisipasi masyarakat Aceh dalam pembangunan nasional. Wiranto menegaskan pertemuan itu tak akan membahas masalah referendum Aceh yang digaungkan Muzakir Manaf. 

“Kita melakukan komunikasi untuk mengkomunikasikan hal-hal yang menyangkut sebagaimana partisipasi masyarakat Aceh dalam pembangunan nasional,” ujar Wiranto. “Saya kira, temanya ke sana. Bukan lagi referendum, referendum sudah selesai. Dia sudah minta maaf, sudah mencabut pernyataan yang lalu. Saya kira selesai,” ujarnya lagi. 

Wacana referendum Aceh kembali mencuat berawal dari pernyataan Muzakir Manaf dalam acara haul wafatnya Hasan Tiro serta buka puasa bersama di salah satu Gedung Amel Banda Aceh, Senin malam, (27/5). 

Dalam acara itu, Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) dan juga Ketua DPA Partai Aceh (PA) itu menyampaikan keinginannya agar Aceh dapat menentukan nasibnya sendiri. Muzakir Manaf beralasan, keadilan dan demokrasi di Indonesia tidak jelas arahnya. Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017 itu pun menilai Indonesia berada diambang kehancuran. 

Setelah viral, Muzakir Manaf memberikan klarifikasi dan meminta maaf mengenai wacana referendum Aceh yang dia sampaikan. Menurutnya, wacana referendum Aceh itu disampaikannya secara spontan dan tidak mewakili keseluruhan rakyat Aceh. 

Sumber : KUMPARAN 

2 comments:
Write komentar
  1. Tidak perlu dengar lgi wiranto itu..Tanyak ama wiranto perjanjian MOU HESLINGKI..kpan dia tepati..Apa mau didengar omong kosong jakarta lgi..
    Jakarta tidak mungkin menepati janjinya kpda rakyat aceh...Sejarah telah mencatat..Bahwah mulai dari sukarno tukang ingkar janji kpda rakyat aceh..
    Sampailah skarang...
    Cuma indonesia ini cuma pandai berjanji..
    Tpih tidak pernah di tepati..
    Jdi gak perlu dibahas apa2 lgi..Ama wiranto...
    Satu kata..Umumkan refeRendum..Biar kita rakyat aceh sama2 bangkit..tuk mengbangun daerah sendiri secara merdeka..
    Saya brani bersumpah selagi aceh dlam bingkai NKRI hukum ISLAM gak akan bisa berlaku seperti masa iskandar muda..Krna bertentangan dengan panca sila...
    Aceh lebih makMur jauh sebelum bergabung dengan indonesia...
    Hilang jati diri bangsa aceh selama bergabung dengan indonesia..
    Ini fakta yg sangat palik..
    dulu aceh begitu megah pada dunia luar..
    Rakyat hidub makmur..Didalamnya begitu kental dengan ISLAM NYA...
    bahkan mata wang aceh dan bendera aceh kepunyaan sendiri..
    Inilah aceh dulu sebuah negara yg berdaulad...
    Selama bergabung dengan indonesia..
    Sedikit demi sedikit sejarah aceh dihancurkan..
    Sampai aceh hancur lebur dibuatnya..Sampailah hilang jati diri bangsa aceh..

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikum, Maaf saudara muslimku di luar Aceh, ketidakadilan dan kezaliman pemerintah Indonesia sudah kami rasakan sejak dulu siapapun presidennya, sebelum Indonesia Merdeka, Aceh Sudah Menjadi Bangsa yang Berdaulat, Pemimpin dan Ulama-Ulama Aceh selalu ditipu oleh pemerintah Indonesia, Izinkan kami memisahkan diri dari NKRI agar HUKUM ALLAH Secara KAFFAH tegaknya dimulai dari kami, itu adalah solusi negeri akan Makmur, biarkan kami menerapkan itu karena kalau masih bergabung dengan Indonesia, Mustahil hukum Allah yang Kaffah bisa ditegakkan karena berbenturan dengan ideologi Pancasila, relakan kami dulu saudaraku, setelah Aceh menjadi negara, kami takkan melupakan INDONESIA, karena negara Indonesia akan menjadi saudara kami dan akan merangkulnya bagaimana cara berpolitik dan bernegara sebagaimana telah diatur oleh Allah, kami hanya ingin keadilan dan Menerapkan Hukum Allah, hanya dengan Hukum Allah keadilan itu bisa terjadi, relakan kami saudaraku,, Bila kalian tahu Sejarah ACEH yang sebenarnya, siapa Aceh sebenarnya, niscaya kalian akan menganggap wajar bila kami ingin berdiri sendiri lagi seperti masa KERAJAAN ACEH DARUSSALAM (Daerah Khilafah Utsmaniyah).

    ReplyDelete

Tinggalkan Komentar!