Wednesday, June 12, 2019

Begini Sejarah Tanah Wakaf dan Makam di Komplek Masjid Asy Syakur Teupin Gajah

Masjid Asy Syakur di Teupin Gajah, kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan
FOTO | Zuar
Asal Usul Tanah Wakaf Masjid Asy-Syakur

Alhamdulillah Masjid Asy-Syakur yang terletak di desa Teupin Gajah, Kecamatan Pasie Raja kabupaten Aceh Selatan, sekarang menjadi pilihan bagi musafir untuk sekedar menunaikan kewajiban ibadah diperjalanan.

Namun, ada hal unik yang menjadi pertanyaan bagi pengunjung Masjid dan juga bagi pendatang baru di gampong atau di desa ini.

Yaitu, ada dua makam "kuburan" yang berada disisi depan dan belakang masjid Asy-Syakur.

Sebahagian pengunjung mengira itu adalah makam Ulama, sehingga sering kedapatan jamaah menunaikan Nazar dimakam tersebut, sehingga ahli waris mengambil keputusan untuk menutup akses masuk kemakam  tersebut untuk umum, guna menghindari kesalah pahaman tetang keberadaan kuburan tersebut.

Sebagian jamaah lain keheranan, dan sebagainya.


Lalu makam siapakah itu?


Makam H  M Rasyid Khadir  (Geucik Teupin Gajah periode 1985 - 1997) di belakang Masjid Asy Syakur sebagai muwakif yang mewakafkan tanah. 
FOTO | Dedi Amrizal

Dua makam tersebut adalah milik Almarhum H M Rasyid Khadir  (Geucik Teupin Gajah periode 1985 - 1997).


Dan yang satu lagi adalah milik H Usman bin Ahmad (Pengurus Pembangunan Masjid Asy-Syakur periode Geucik M Rasyid).

Dua sosok pemilik kuburan tersebut tidak terlepas dengan cikal bakal lahirnya Masjid Asy-Syakur.

Karena merekalah muwakif yang mewakafkan sebahagian besar tanah untuk pembangunan masjid Asy-Syakur, disamping itu masih banyak yang lain ikut andil dan peran sebagai pewakakif.

Artinya kuburan tersebut bahagian dari cikal bakal berdirinya Masjid Asy-Syakur.


H Usman bin Ahmad (Pengurus Pembangunan Masjid Asy-Syakur periode Geucik M Rasyid), di depan halaman Masjid Asy Syakur sebagai muwakif yang mewakafkan tanah. 
FOTO | Dedi Amrizal

Yang menjadi pelajaran penting bagi kita penerus gampong Teupin Gajah dari dua sosok tokoh tadi adalah:

Pertama: kita bisa melihat bagaimana sikap gotong royong orang belum kita, mereka rela memberi segalanya demi untuk kebutuhan umum, untuk kemajuan Teupin Gajah. Karena kemajuan Gampong Teupin Gajah adalah cita-cita pendiri dan pendahulu kita.

Yang Kedua: disamping sikap gotong royong, pemberian mereka adalah ladang amal yang menjadi penolong mereka di alam Kubur.

Ini terbukti dengan menyisakan sepatak tanah untuk sekedar cukup sebagai kuburan mereka masing-masing.

Tentunya mereka berfikir, kelak tanah yang mereka wakaf akan bermanfaat bagi agama dan anak cucu mereka kelak.

Saat setiap orang beribadah disana pahala akan mengalir kelangkaannya dan mereka bahagia di alamnya.

Tapi sangat kita sayangkan, banyak sekali pendahulu kita yang seperti Geucik Rasyid dan H Usman, yang juga mewakafkan banyak tanah dan harta mereka untuk agama, untuk kita.

Katakan pewakakif tanah MTI, pewakakif tanah Dayah Wanita, pewakakif tanah Masjid tua, dan lain-lain.
Pamplet papan nama tanah wakaf di depan halaman  Masjid Asy Syakur.
FOTO | Dedi Amrizal

Penulis yakin, mereka tdk segembira dua tokoh yg mewakafkan tanah Masjid Asy-Syakur.

Karena tanah yg mereka wariskan tidak semakmur Masjid Asy-Syakur.

Bahkan cenderung tdk bermanfaat bagi agama karna terbengkalai begitu saja.

Ini yang sangat kita sayangkan.

Semoga ditangan Geucik yang akan datang, siapapun mereka yang terpilih, hendaknya serius membenahi tanah wakaf ini, agar manfaat pahala terus mengalir kepada muwakif dan mereka makin bahagia di sana.

Amin ya Rabbal alamin...


Dikutip dari tulisan @Ayah Ilham (Ilham Mirsal S.Pd.i, MA) Dosen STAI Tapaktuan

2 comments:
Write komentar
  1. Tulisan seputar tanah wakafnya sangat bermanfaat sekali bagi kaum muslimin dan bagi kami khususnya.


    Salam kenal dari kami PabrikJamMasjid.com Https://PABRIKJAMMASJID.COM

    ReplyDelete

Tinggalkan Komentar!